Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Tempat Makan
BPOM ajak Universitas Tsinghua berkolaborasi kembangkan ATMP
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 02:30:32【Tempat Makan】594 orang sudah membaca
PerkenalanKepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyampaikan kuliah umum kepada mahasaisw

Beijing (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengajak mahasiswa, peneliti, dan industri di Universitas Tsinghua, Beijing, China, berkolaborasi dalam pengembangan Produk Obat Terapi Lanjutan(Advanced Therapy Medicinal Products/ATMP) di Indonesia.
"Kami ingin mengembangkan sains dan teknologi ke tahap lebih besar melalui konsep ABG: akademia, bisnis, dan government.Universitas Tsinghua, sebagai salah satu kampus terbaik di China, bisa bekerja sama dengan BPOM, termasuk transfer teknologi untuk dikembangkan di Indonesia," kata Taruna kepada ANTARA, Selasa (4/11).
Pernyataan itu Taruna sampaikan usai memberikan kuliah umum berjudul Regulatory Policy and Advanced Therapy Medicinal Products (ATMP) and Strategies to Accelerate Access to Innovative Medicinesdi Tsinghua.
Kuliah umum tersebut dihadiri sekitar 150 mahasiswa, dosen, peneliti, dan pelaku usaha bidang kesehatan.
ATMP adalah produk medis berbasis sel atau jaringan yang digunakan untuk pengobatan, pencegahan, atau diagnosis penyakit. Produk ini meliputi terapi sel, terapi gen, dan rekayasa jaringan, termasuk stem cell, sekretom, dan terapi gen.
Taruna menekankan pentingnya uji klinis sebagai pintu masuk pengembangan ATMP.
"Uji klinis memastikan keamanan, kualitas, dan kemanfaatan produk. Uji pra-klinis dilakukan dulu pada hewan, baru manusia," jelasnya.
Ia menambahkan, uji klinis juga membuka peluang investasi, termasuk pembangunan pabrik obat di Indonesia, dan peserta uji klinis memperoleh kompensasi finansial. Bila lolos, BPOM akan menerbitkan izin edar sehingga produk bisa digunakan masyarakat.
Taruna menyebut, 94 persen bahan baku obat di Indonesia masih impor, terutama dari China dan India.
"Gangguan impor bisa menimbulkan krisis obat. ATMP berbasis biologi menjadi harapan baru, karena saat ini 65 persen obat berbasis biologi," kata Taruna.
BPOM telah mengatur ATMP melalui Peraturan BPOM Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pedoman Penilaian Produk Terapi Advanced dan Peraturan Nomor 18 Tahun 2022 tentang Cara Pembuatan Obat Berbasis Sel dan Jaringan Manusia.
Produk yang mengalami manipulasi melebihi standar atau digunakan untuk tujuan non-homolog wajib mendapat izin edar BPOM.
Suka(428)
Artikel Terkait
- Dari PPKD Jaksel menuju ke Negeri Sakura
- KSP bantu pengembangan UKS SMA Negeri 1 Tanjungpandan
- Asuransi Jasindo Bangun Akses Pendidikan dan Kesehatan di Pedalaman Mentawai
- Menteri PU tinjau pembangunan floodway atasi banjir di Medan
- Menteri PU tinjau pembangunan floodway atasi banjir di Medan
- Pohon depan Mal Slipi Jaya tumbang akibat dihantam truk molen
- UI gelar sarasehan nasional bahas lingkungan dan kesehatan
- Jarang diketahui, ini deretan khasiat bawang putih bagi tubuh
- CORE: Jelang Natal, pasokan
- Tinjau magang dengan Seskab, Menaker: Sarana link and match industri
Resep Populer
Rekomendasi

UMKM binaan Pertamina raup Rp250 juta di ajang MotoGP Mandalika

Riset IHATEC: Kehalalan produk jadi pertimbangan utama konsumen

Kapolri siapkan fitur lapor cepat pada aplikasi ojek daring untuk kamtibmas

Kronologi dan rangkuman fakta ledakan di SMA 72 Jakarta

Dari Jakarta ke Belem, langkah panjang Indonesia tuk aksi nyata COP30

SD Negeri OO3 Penajam ajarkan kemandirian lewat program MBG

Kemnaker mulai buka pendaftaran peserta Magang Nasional Batch 2

Klasemen Grup H: peluang Indonesia U